
Setelah semuanya beres aku langsung meminta kakakku untuk mengantarkanku ke bidan. Sesampai disana memang benar mamahku sedang mulas yang sambil muka lemes. Aku sangat merasa kasian, abis gimana lagi ??? Apa yang harus aku lakuin selain doa ??? Sudah doa saja yang paling mujarab ujar bapakku. Sekitar pukul 19.00 mulai bersalin. Aku sama Bapak aku hanya bisa berdoa agar diberi kelancaran dalam bersalin, disitu juga dateng uwa-uwa aku. Memberi bantuan doa. Berjam-jam kami menunggu, sambil ngobrol-ngobrol. Sedangkan aku tetep aku ga nyaman, ga enakeun. Ternyata, pukul 2.30 adik aku terlahir dan kami pun segera melihat ibuku. Subhannalah .... Aku sangat miris liat mamah aku. Aku liat adik aku pas masih terhubung sama tali pusar. Dengan masih berlumur darah. Dan untungnya mamahku hanya dijahit ga tau 3 ga tau 4 jahitan. Tetap saja miris. Bapakku langsung menelpon kakakku. Karena hari sudah larut malam, terpaksa aku menginap di bidan. Dan keesokan harinya aku terpaksa membolos, karena Bapakku tak kunjung menjemputku mungkin lagi ngurusin adik aku. Dan, selama aku mengawasi mamahku aku sangat kasian. Mamahku nifas, sambil merintih kesakitan. Waktu nemenin mandinya aja aku sangat ngeri. Masih banyak darah yang tercucur dan aku tau itu pasti sakit :( Bapakku menjemput sekitar pukul 10.00 dan membawa makanan kesukaan mamahku sekaligus aku juga yaitu martabak manis rasa keju kacang coklat. Dan mengurusi surat-surat kelahiran adikku. Dan kami pulang sekitar pukul 15.30 dan sesampai dirumah, ya allah ... Berantakan sekali, dan aku segera membereskan rumah. Agar kedatangan adikku bisa merasakan nyaman juga sesampai dirumah.
Adik aku yang satu ini paling suka kerupuk sama browis. Masa iya anak segede gitu abis 2-3 kerupuk putih yang gede kalo kerupuk kulit itu dia bisa abis sampe 1 bungkus ku sendiri. Kalo brownis dia bisa abis sendiri setengahnya. Oh, iya dia juga suka sama yang namanya jus, termasuk jus alpuket juga sama akyak aku he2. Sekarang adikku umur 10 bulan dan berat badannya 10 kg, aku masih inget saat-saat adik aku belajar merangkak, telungkup. melirik-lirik, tersenyum, berbicara dll. Dan sekarang menuju tahap berjalan dan itu sangat cape banget ... Ya sudah lah perjuangan, itung-itung turut merasakan betapa mulianya perjuangan seorang ibu. Dia itu yang namanya makan ... Subhannalah rakus banget bisa dikatakan, apa aja dimasukin kemulutnya. Sejak kelahiran adik aku ini aku tau dan sadar betapa perjuangan seorang ibu dalam melahirkan kita. Namun, perjuangan ibu tidak sampai situ saja. Dalam membimbing kita mendidik kita juga itu perlu proses dan itu tidak mudah.